Wednesday 23 April 2014

He was my idol. He is my special one. Later?

Namanya masa remaja, pasti pernah mengidolakan seorang cowok, pada umumnya sih kakak kelas atau abang dari sahabat kita sendiri. Seperti mengidolakan boyband pada masa remajaku dulu, sebut saja westlife misalnya.
Di masa remajaku saat duduk dibangku SMA, aku sempat mengidolakan seorang cowok yg aku temui di gereja. Dia melayani di gereja tersebut sebagai choir, kemudian sebagai pemain keyboard. 
Aku bertumbuh dan menyadari mengidolakan seseorang adalah salah satu hal terindah yang pernah terjadi pada masa remaja.

Waktu berlalu, tak ada lagi idola-idolaan. 

Dunia nyata, bertemu dengan pria yang tepat untuk menghabiskan sisa hidupmu.
Pasti bertemu, tapi siapakah dia? Dia cinta pertama, Dia yang membuatmu bangkit, Dia yang selalu ada, Dia sahabatmu atau Dia idolamu saat remaja? Atau sama sekali bukan dari mereka? Saat ini yang aku tahu, aku memilih idolaku saat remaja dulu. Ntah bagaimana ceritanya, perasaan ini ada, lebih dari sekedar rasa mengidolakannya. Ntah bagaimana mulanya, dulu yang hanya sekedar tahu, kini aku mulai mengenalnya.

Tidak ada yang wow, biasa saja seperti pria lainnya. Tapi aku melihat satu hal yang sangat spesial darinya, dia akan menjadi imam yang baik.
Mungkin hal kecil ketika makan bersama seseorang memimpin doa, tetapi dia melakukannya malam itu. Itu tidak pernah kutemukan sebelumnya, kecuali ketika ayahku melakukannya. Dan itu merupakan salah satu hal yang luar biasa yang pernah terjadi dalam hidupku.

Aku tidak tahu bagaimana kisah berikutnya, yang aku tahu saat ini aku kacau. Merasa semuanya baik-baik saja, padahal hatiku gundah, dan tanpa sebab wajahku bisa memanas serta perutku seperti ada kupu-kupu yang terbang di dalamnya.
Bingung, harus bagaimana. Mengambil kesempatan atau menunggu giliran seperti dalam sebuah permainan?

Berharap kisah ini mempunyai kelanjutannya dan bisa menjadi memori yang indah.
I love my life.

No comments:

Post a Comment