Thursday 1 May 2014

Move on or?

Kalau kamu belom 100% persen move on dr mantan ato cinta pertamamu please jangan pernah stalking akun media sosialnya, blognya, terlebih mengetik nama lengkapnya di situs pencarian.
Yang semula kamu yakin sudah 99% bisa berubah menjadi 50% bahkan kalau saat yang sama kamu lagi kasmaran sama seseorang. Seperti itulah yang saya alami beberapa hari belakangan ini. Awalnya iseng mengetik nama lengkapnya di papan pencarian salah satu situs yg biasa sy gunakan. Tadaaa! Muncullah beberapa hasil pencarian diantaranya akun media sosialnya, blognya, dan pencapaiannya dalam karir. Penasaran? Langsung saja saya membuka beberapa tab dan membacanya dengan seksama yang mengingatkan kembali akan dia. Duhh jd galau deh! :(

Kejadian tersebut mengingatkanku dengan film "cintapucino" yang diperankan oleh Sissy Pricilia dan Miller. 

Ceritanya berkisah tentang Rahmi (Sissy Priscillia) yang akan segera menikah dengan Raka (Aditya Herpavi), namun dengan hadirnya Nimo (Miller), cinta monyet Rahmi waktu SMA ke kehidupan sempurna Rahmi membuat Rahmi menjadi galau. Memori-memori SMA dahulu mulai terkenang kembali.Rasa cinta Rahmi yang begitu besar terhadap Raka ternyata sulit tertepis oleh hadirnya sosok Nimo. Rahmi yang sejak dulu mengidolakan Nimo, tidak pernah berhenti berjuang untuk tahu apa perasaan Nimo kepadanya. Selama lima tahun lebih, Rahmi dihantui rasa penasaran akan apa yang cinta monyetnya itu rasakan. Mungkinkah hanya cinta bertepuk sebelah tangan? Atau cinta yang akan dibalas seutuhnya?

Kebingungan ini terus berlanjut sampai Nimo menyatakan cinta kepada Rahmi –bahwa ia sudah memendam rasa suka itu dari mulai pertama bertemu Rahmi. Merasa kaget, Rahmi yang semula tidak akan pernah percaya bahwa Nimo juga memendam rasa yang sama terhadapnya, akhirnya marah. Setelah mendapat nasihat dari Alin untuk bilang kalau Rahmi sebentar lagi akan menikah, Rahmi pun menjadi semakin bingung.

Raka, sang tunangan, curiga singkat cerita Rahmi jujur kepada Raka bahwa ia tidak bisa melupakan Nimo, dan Rakapun akhirnya rela melepaskan Rahmi untuk bersama Nimo.

Saya juga teringat dengan film "Hari Untuk Amanda" yang bercerita tentang Amanda (Fanny Fabriana) yang merasa bimbang dan cemas karena mantan pacarnya Hari (Oka Antara) hadir kembali dalam kehidupannya ketika dia akan menikah dengan Dody (eza Rahardian). Hubungan Amanda dengan Hari pernah dibina selama 8 tahun ini kandas di tengah jalan, kemudian Amanda berkenalan dan berencana menikah dengan Dody.

Disaat persiapan pernikahan, Amanda merasa biasa–biasa saja bahkan bingung dengan keadaannya sekarang.  Karena si Dody terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga lupa dengan persiapan nikahnya, maka Amanda lah yang berusaha keras mengatur semua itu seperti membagi undangan dan sebagainya. Disaat Amanda membagi undangan pernikahan, Amanda pergi ke rumah Hari.

Hari menawarkan bantuan untuk menemani Amanda mengantarkan undangan pernikahannya pada hari itu. Moment itu lah yang dimanfaatkan oleh Hari untuk mengenang masa lalu nya dengan Amanda. Benih cinta lamapun kembali bersemi kembali diantara mereka berdua. Konflik akhirnya muncul diantara Amanda dan Dody, mereka bertengkar di telpon. Amanda mulai kesal dengan sikap dody yang tidak pernah memberikan kesempatan berbicara dan selalu sibuk dengan pekerjaannya. Haripun mengoyahkan tekad Amanda untuk menikah dengan Dody dan Amandapun terhanyut. Hari makin menjejalkan keyakinannya untuk menikah. Dia berjanji pada Amanda akan menyelesaikan semuanya. Dia yang akan bicara pada orang tua Amanda. Membereskan tetek bengek yang lainnya. Tapi untuk itu dia butuh Amanda kembali jadi dirinya dulu. Kembali jadi Amanda yang penuh spontanitas. Hari lantas mengajak Amanda untuk berlibur seminggu dari sekarang. Melupakan semuanya terlebih dahulu, baru setelah itu mereka menikah.

Singkat cerita, Amanda menyerahkan undangan pernikahannya kepada Hari. Hari menatap undangan dengan stiker namanya di bagian alamat itu. Di titik ini Hari sadar kalau Amanda memang sudah berubah. Dia tidak bisa merubah Amanda lagi. Amanda yang ada di sampingnya sekarang bukan lagi Amanda-nya yang dulu. Ini bukan seperti merekonstruksi bangunan seperti lego. Ini masalah pilihan hati. Dan Amanda sudah memilih Dody

2 film dengan kejadian yang hampir sama tetapi menampilkan pilihan yang berbeda, namun keduanya memilih untuk kembali ke pilihan hati. Seperti Rahmi dan Amanda, kitapun mempunyai pilihan. Akankah move on?

Saya berharap, saya dapat memilih yang terbaik dengan hati.

Wednesday 23 April 2014

He was my idol. He is my special one. Later?

Namanya masa remaja, pasti pernah mengidolakan seorang cowok, pada umumnya sih kakak kelas atau abang dari sahabat kita sendiri. Seperti mengidolakan boyband pada masa remajaku dulu, sebut saja westlife misalnya.
Di masa remajaku saat duduk dibangku SMA, aku sempat mengidolakan seorang cowok yg aku temui di gereja. Dia melayani di gereja tersebut sebagai choir, kemudian sebagai pemain keyboard. 
Aku bertumbuh dan menyadari mengidolakan seseorang adalah salah satu hal terindah yang pernah terjadi pada masa remaja.

Waktu berlalu, tak ada lagi idola-idolaan. 

Dunia nyata, bertemu dengan pria yang tepat untuk menghabiskan sisa hidupmu.
Pasti bertemu, tapi siapakah dia? Dia cinta pertama, Dia yang membuatmu bangkit, Dia yang selalu ada, Dia sahabatmu atau Dia idolamu saat remaja? Atau sama sekali bukan dari mereka? Saat ini yang aku tahu, aku memilih idolaku saat remaja dulu. Ntah bagaimana ceritanya, perasaan ini ada, lebih dari sekedar rasa mengidolakannya. Ntah bagaimana mulanya, dulu yang hanya sekedar tahu, kini aku mulai mengenalnya.

Tidak ada yang wow, biasa saja seperti pria lainnya. Tapi aku melihat satu hal yang sangat spesial darinya, dia akan menjadi imam yang baik.
Mungkin hal kecil ketika makan bersama seseorang memimpin doa, tetapi dia melakukannya malam itu. Itu tidak pernah kutemukan sebelumnya, kecuali ketika ayahku melakukannya. Dan itu merupakan salah satu hal yang luar biasa yang pernah terjadi dalam hidupku.

Aku tidak tahu bagaimana kisah berikutnya, yang aku tahu saat ini aku kacau. Merasa semuanya baik-baik saja, padahal hatiku gundah, dan tanpa sebab wajahku bisa memanas serta perutku seperti ada kupu-kupu yang terbang di dalamnya.
Bingung, harus bagaimana. Mengambil kesempatan atau menunggu giliran seperti dalam sebuah permainan?

Berharap kisah ini mempunyai kelanjutannya dan bisa menjadi memori yang indah.
I love my life.

Monday 10 February 2014

Don't judge the book by it's cover

Ceritanya beberapa bulan yg lalu tepatx di hari minggu bersama 4 org teman, kami ke pulau kakara. Tiba di tempat penyebrangan, tdk ada perahu yg akan ke pulau kakara. Kamipun menunggu. Tidak berapa lama dtg 3 orang cowok. Singkat punya cerita, mereka juga mau k pulau kakara. Jd sypun inisiatif nawarin ke mereka "gmn kl kita sharing nyewa perahu?" Si cowo A menjawab "kami gk mau". Setelah sekitar 15 menitan, datang seorang bapak yg menawarkan perahu, tapi ke3 cowo tersebut lebih dahulu menawar dgn si bapak. Ketika sedang tawar menawar, si bapak bilang "ya udah, kalian kan ber7 mo harga berapa?" tapi si cowo A ngomong ke bapaknya "kami gk temenan dgn mereka, kami gk mau bareng mereka". Dalam hati saya berbisik, sombong bgt lu jd cowo, kamera DSLR gtu doang digantung dileher gk dpkein case, mo pamer, pikir oke.
Secara spontan sy lngsung nanya ke si bapak, "bapak nawarin ke mereka (ke3 cowok) berapa?" Si bapak jawab "Rp.250.000,- PP", "oke sy ambil pak." Kamipun berangkat dan menikmati pulau kakara tapi perasaan dongkol masih ada akibat perkataan cowok2 tadi.
Keesokan harinya, sy menggantikan rekan hakim untuk sidang dan kebetulan agendanya adalah pemeriksaan saksi, saat saksi dipanggil masuk ke ruang siang, sy melihat sosok yg sy kenal, si cowo A kemarin, ternyata dy adalah seorang polisi yg menangkap terdakwa. Sy pun tersenyum2 senang, dypun sempat menampakan wajah kaget.
Begitu tiba dirumah, saya pun menceritakan kejadian tersebut kepada kak boni, yg ikut bersama ke pulau kakara kemarin dan kak remon yg kebetulan seorang polisi dan mengenal si cowo A. Saya dan kak boni sangat senang, makannya jadi cowok jgn sombong, mentang2 kemarin kami berpenampilan gembel menggunakan sendal jepit, celana pendek dan baju kaos ala kadarnya (namanya aja mau berenang laut, masa pke jeans, apalagi kebaya ato heels)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Waktu berlalu, tadi siang sekitar pukul 11.00WIT (lagi-lagi hari Senin)ketika sedang ngotak-ngatik laptop dan bermain game di iPad di ruang bagian umum, seorang polisi masuk hendak ingin menumpang mengisi batre hpnya. Polisi yg tdk lain adalah si cowo A mengatakan "permisi bu, numpang yah!" "Oh iya, silahkan" dalam hati, sekarang aja lu manggilnya ibu.
Kembali ke rumah sayapun bercerita kepada kak boni, kalau bertemu lagi dengan si cowo A, k boni mengatakan "kenapa gk ngomong dek, lain kali jangan nilai orang dari penampilan", saya menjawab "koq gitu kak?", kak boni menyahut "dy kan ngomong ke kak remon, kl dy ngirain kita kemarin cewe pub, soalx pada pke celana pendek". Saya pun cuma bisa benggong, dangkal bgt sih otaknya.

Bener kata ungkapan, don't judge the book by it's cover!

Ini foto kami ke pulau kakara waktu itu. Silahkan berpendapat!

Saturday 8 February 2014

Love to live here, Tobelo.

Tobelo, bukan pertama kali mendengarnya. Setahun sebelum ditempatkan disini saya sudah biasa mendengarnya, tepatnya saat Sail Morotai 2012 berlangsung. Tobelo merupakan salah satu gerbang untuk menuju ke Pulau Morotai.

Perasaan bahagia bercampur cemas menghampiri. Bahagia karena Tobelo menawarkan sejumlah pantai-pantai yang cantik dan selangkah menuju Morotai, cemas karena akan merantau sendirian ke daerah baru tanpa mengenal siapapun. Bagaimana saya akan hidup disana, bagaimana suasana masyarakat disana, bagaimana saya harus melalui hari pertama disana, terlebih bagaimana saya akan merindukan keluarga saya, Papa, Mama, Kakak, Yuris, Norman, dan anjing-anjing peliharaan kami. I am gonna miss my home not  the house.

1 Oktober 2014, sehari sebelum berangkat ke Tobelo, saya memperoleh kabar bahwa di Tobelo ada kakak sepupu (keluarga jauh) yang tinggal di sana. Begitu tiba di Tobelo saya disambut hangat oleh keluarga jauh tersebut, saya tinggal dirumah mereka sejak hari pertama sampai dengan sekarang. Keluarga Remond Sarbunan. Remond Sarbunan adalah suami dari kakak sepupu saya, Kak Yus. Memiliki 3 orang anak, si kembar Rezky dan Beauty dan bayi berumur 2 bulan, Blessky. Di rumah ini, juga tinggal Kak Boni dan Rinto, adik kandung Kak Yus. Seperti berada di rumah sendiri, merasakan hangatnya apa yang disebut keluarga.

Di kantor, Tuhan memberikan saya sahabat-sahabat terbaik di sini. Kami bercanda, bergosip, saling menganggu, dan bertamasya ke pantai bersama.

Saya sangat bersyukur atas penempatan di Tobelo, terbukti bahwa Tuhanku, Yesus Kristus menyediakan apapun yang saya butuhkan. 

Tidak terasa sudah 4 bulan saya berada di sini, tidak akan terasa juga nantinya saya harus dipindahkan ke daerah lain.

I Love to live here, Tobelo

*Pengumuman Penempatan

Wednesday 1 January 2014

Happy Blessed 2014!

Bye an amazing 2013...

Bersyukur sama Tuhan buat sepanjang 2013 yg penuh momen ajaib dalam persahabatan, pergaulan, dan cita-cita.
Kalau boleh kilas balik, pengen kembali ke 2013 menikmati masa-masa susah dan senang bersama
teman-teman khususnya teman cakim di Gresik (Nona, Damar, Gesang, Tude, Satrio, Suryo, Ivan, Piro dan Bagus). Sekitar 2 setengah tahun hidup merantau ke Gresik bersama mereka adalah luar biasa, yang sebelumnya tidak saling mengenal berubah menjadi persaudaran. Walaupun Bagus adalah satu yg mempunyai pemikiran yang sangat berbeda dari 9 org lainnya, tapi bersyukur karena itu semakin memperat tali persaudaraan kami 9 org. Waktupun berlalu, Akhir September 2013 kamipun berpisah
Papua, Maluku, Sulawesi, NTT, KalSel menyebar demi cita-cita yang besar.
4 Oktober 2013 adalah awal memulai karir cita-citaku dari kecil. Akhirnya...

Penghunjung tahun boleh ditutup dengan liburan yang luar biasa, ke Israel dan Eropa.
Berharap tahun 2014 boleh kembali kesana.

2013 memang luar biasa, tapi 2014 pasti lebih luar biasa.
Selamat datang di 2014! Banyak resolusi, doa, dan harapan yang akan tergenapi.